Monday, April 1, 2013

PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
   Kalau kita bayangkan sejenak fikiran kita kedalam sebuah kelas, dimana sedang berlangsung pengajaran maka akan kita lihat seorang guru sedang mengajar. Sebelum ia memulai tugasnya sebagai seorang guru ia haru mempelajari lebih dulu kurikulum sekolah dan memahami semua program pendidikan yang sedang dilaksanakan. Iapun baru mengenal keadaan gedung ruangan kelas, perpustakaan, fasilitas belajar, perlengkapan sekolah, alat-alat peraga, dan semua sarana yang berguna bagi pengajar.


B. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan ruang lingkup masalah yang diteliti sebagai berikut:
1.Peranan Guru Dalam Pendidikan
2.Guru Sebagai Administrator
3.Guru Bertugas Pula Sebagai Tenaga Administrasi

C. Rumusan masalah
Dari ruanglingkup masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1.Bagaimana Peranan Guru Dalam Pendidikan
2.Bagaimana Syarat-syarat yang harus dipenuhi guru
3.Bagaimana Guru Bertugas Pula Sebagai Tenaga Administrasi

D.Tujuan Pembahasan
Setiap adanya suatu pembahasan, tentunya ada maksud dan tujuan yang hendak dicapai, demikian juga galnya dengan pembahasan ini, setidaknya ada beberapa hal yang merupakan tujuan antara lain :
1.Ingin Mengetahui Bagaimana Peranan Guru Dalam Pendidikan
2.Ingin Mengetahui Bagaimana Guru Sebagai Administrator
3.Ingin Mengetahui Bagaimana Guru Bertugas Pula Sebagai Tenaga Administrasi

E. Manfaat Pembahasan
   Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada mata kuliah Frofesi Kependidikan yaitu, Peranan Guru Dalam Pendidikan, Guru Sebagai Administrator, Guru Bertugas Pula Sebagai Tenaga Administrasi


BAB II
PEMBAHASAN


Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.

Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.

Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.

Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.

Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional.

Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau (pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di sini jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi guru, membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang menjadi berbudaya, sebab seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang berbudaya.

Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia terdidik atau terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak dengan sendirinya berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di satu pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di lain pihak membuat mereka menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa guru itu harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh kanena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini tergantung 3 elemen pokok yaitu :
1.Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak mungkin seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini bukan berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap menjadi guru

2.Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.

3.Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam dirinya (secara ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni. Sehingga ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang bertangan dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang diberikan sama. Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter merupakan art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak dapat diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala sesuatu yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi teknik. Akan tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak dapat dipelajari. Untuk ini orang harus aktif mempelajarinya dan mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan dengan jalan memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang berhasil.

a.Peran guru sebagai pendidik (nurturer)
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

b.Peran guru sebagai model
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

d.Peranan guru sebagai pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

e.Peran guru sebagai pelajar (leamer)
Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

f.Peran guru sebagai setiawan
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

g.Peranan guru sebagai komunikator
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

B.GURU SEBAGAI ADMINISTRATOR
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

1.Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2.Guru Sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
3.Guru Sebagai Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4.Guru Sebagai Organisator, guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
5.Guru Sebagai Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6.Guru Sebagai Inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
7.Guru Sebagai Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
8.Guru Sebagai Pembimbing, guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
9.Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan efisien.
10.Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
11.Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
12.Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
13.Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.

C.GURU BERTUGAS PULA SEBAGAI TENAGA ADMINISTRASI
Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukanberarti pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas ataupengelola interaksi belajar mengajar. Meskipun masalahpengelolaan ini dapat dipisahkan dari masalah mengajar danmembimbing, tetapi tidak seluruhnya dapat dengan mudahdiidentifikasi, sesungguhnya ketiga hal itu saling berhubungan dantidak terpisahkan dari mengajar itu sendiri. Adapun yang menjadikonsekwensi dari pengelolaan adalah meningkatnya prestasi, guru dan efektifitas dari situasi belajar mengajar. Jika segi instruksionaldan kurikuler telah berjalan lancar, masalah pengelolaan amatdipengaruhi oleh hal-hal yang timbul pada kenyataan sehari- hari,sedangkan masalah kurikulum dan proses belajar mengajar dapatdirencanakan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.Terdapat dua aspek dari masalah pengelolaan yang perlumendapat perhatian yaitu:
a)Membantu perkembangan murid sebagai individu dankelompok
b)Memelihara kondisi kerja dan kondisi belajar yang sebaikbaiknyadi dalam maupun di luar kelas.Sekurang-kurangnya harus dipelihara oleh guru secaraterus menerus ialah:
Suasana keagamaan
Kerjasama
rasapersatuan

1.Guru sebagai pengelolaan proses belajar mengajar.
2.Guru sebagai penilai
3.Guru sebagai penyuluh
4.Guru sebagai penghubung dengan orang tua siswa
5.    Guru sebagai penasihat akademik.

Sedangkan dalam buku pengantar pengajaran modul ST.Vembrianto, berpendapat bahwa guru mempunyai peranan sebagaiberikut:
a.Guru sebagai organisator yaitu kondisi yang memungkinkansiswa mencapai tujuan pengajaran
b.Guru sebagai diagnostician yaitu mampu menangkap danmengamati kelemahan-kelemahan siswa dalam belajar.
c.Guru sebagai mengarah pengajaran yaitu menyusun programpengajaran yang dapat memenuhi kebutuhan tiap-tiap siswa,tujuannya agar masing-masing siswa berhasil menguasai bahanpengajaran secara maksimald.

Guru sebagai pembangkit dan pemelihara minat siswa.Lain halnya dengan pendapat Nasution bahwa guru agamamempunyai peranan sebagai berikut:
1)Mengkomunikasikan pengajaranPeranan ini harus didukung dengan pengetahuan yangmemadai, pengalaman yang cukup tentang apa yang menjadiunsur dalam belajar mengajar.
2)Guru sebagai modulJika guru sendiri tidak melihat keindahan dan manfaat matapelajaran yang diajarkan, jangan harap siswa akan menunjukknantusias untuk Pendidikan Agama Islam itu dan guru harusmenjadi tauladan bagi siswanya.
3)Tokoh identifikasi Peranan ini ialah bagaimana guru mampu menyuguhkan tokohbesar yang bertalian dengan Pendidikan Agama Islam atau diasendiri menjadi tokoh yang patut disuri tauladani.

Kalau dilihat dari peranan di atas, maka guru agamaberperan dalam pelajaran sebagai penyampaian ilmu pengetahuanagama kepada siswa juga berperan sebagai pendidik di mana gurulangsung menjadi contoh bagi siswanya.


BAB III
KESIMPULAN


   Guru adalah figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya saat terjalinnya proses interaksi belajar-mengajar. Oleh karenanya guru harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.
Guru sebagai pembentuk manusia harus mampu  membentuk kepribadian anak didik, guru harus bisa bersikap baik sehingga bisa menjadi teladan bagi anak didiknya.




http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_154.html
http://hafizhimala.blogspot.com/2012/07/makalah-tentang-guru.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203757-guru-sebagai
administrator/
http://rizukifarevi.blogspot.com/2013/02/peran-guru_19.html
http://blog-indonesia.com/blog-archive-7215-53.html

No comments:

Post a Comment